Kegiatan ini dilaksanakan di Senaru Lombok Utara, pada 27 April 2016. Seknas FITRA dan FITRA NTB memfasilitasi dua desa tersebut untuk menggali kebutuhan-kebutuhan warga yang selama ini terabaikan dan mengidentifikasi potensi-potensi desa.
Melalui FGD ini terungkap bahwa banyak warga miskin di desa, terutama perempuan kepala rumah tangga yang tidak pernah mendapatkan bantuan-bantuan dari pemerintah; stigma agama yang menimbulkan diskriminasi, terutama bagi pengikut Islam Wetu Telu dianggap berkeyakinan berbeda dengan Islam mainstream; sulitnya mendapat Akta Nikah, baik karena jauhnya jarak kampung mereka dengan Kantor Urusan Agama (KUA) maupun karena stigma tadi; status masyarakat adat yang belum mendapat pengakuan resmi dari Pemda; dan belum dilibatkannya warga dalam proses perencanaan dan penganggaran desa. FGD ini dilakukan secara partisipatoris. (red)