Tim FITRA NTB mendapat kepercayaan dari WWF Corall Triangle Program for Small Island untuk membantu melakukan studi mengenai peta anggaran dan program untuk pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di NTB.
Studi yang dilakukan sepanjang Mei hingga Juni 2016 ini bermaksud membuka jalan untuk mengembangkan anggaran dan program pengembangan HHBK yang terintegrasi antara berbagai SKPD di tingkat kabupaten, SKPD Provinsi dan instansi vertikal terkait guna mencapai target optimalisasi pemanfaatan HHBK. Untuk mendapatkan fokus yang lebih mendalam, riset ini dilaksanakan pada cluster area Lombok Utara.
Hal ini dilatarbelakangi oleh situasi bahwa meskipun bidang kehutanan diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya menurunkan angka kemiskinan sebesar 2 persen per tahun sesuai target Pemprov NTB, namun disadari bahwa program dan anggaran untuk pengembangan HHBK yang diharapkan dapat mengurangi kemiskinan warga pinggir hutan dirasa belum fokus sehingga perlu dilakukan pengintegrasian antara SKPD yang bekerja di hulu (tapak, proses produksi), tengah (penguatan kelembagaan, tata kelola) dan hilir (pasar, promosi).
Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi model bagi upaya mendorong pelaksanaan program pengembangan HHBK yang terintegrasi yang akan dikawal oleh WWF Nusa Tenggara melalui scalling-up di tingkat provinsi, sejalan dengan perpindahan kewenangan urusan kehutanan dari kabupaten kepada pemerintah provinsi.
Melalui pelaksanaan studi ini ada manfaat tambahan yang diperoleh bagi penguatan kapasitas internal tim FITRA NTB, karena memperoleh kesempatan untuk mendalami model analisis anggaran yang berdimensi sektoral, khususnya terkait sektor kehutanan.